Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperkirakan 30% kasus penyakit kanker berhubungan dengan berat badan berlebih, obesitas dan kurangnya aktivitas fisik.
"Faktor obesitas dan kekurangan aktivitas fisik menyumbang 30% risiko terjadinya kanker," kata Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan Yusharmen di Jakarta.
Kanker, yang ditandai dengan pertumbuhan sel secara tidak terkendali, merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit kardiovaskuler dan menurut data WHO sebanyak 10 juta kasus kanker baru muncul setiap tahun.
Penyebab penyakit tersebut hingga kini belum diketahui secara pasti namun kejadiannya dipengaruhi sejumlah faktor risiko termasuk kebiasaan merokok, diet yang tidak sehat, dan obesitas.
Di Indonesia, obesitas sudah mulai menjadi ancaman kesehatan. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007, prevalensi obesitas dan berat badan lebih pada anak usia di atas 15 tahun sebesar 18,4%.
Sementara prevalensi tumor dalam masyarakat, menurut hasil riset yang sama, sebesar 4,3 per 1.000 penduduk.
Lebih lanjut Yusharmen menjelaskan, karena kanker merupakan penyakit yang dipicu oleh perilaku dan gaya hidup yang tidak sehat maka upaya pemerintah untuk mengendalikan penyakit tersebut juga lebih ditujukan pada upaya pembudayaan perilaku hidup sehat.
Departemen Kesehatan, lanjut dia, melakukan upaya itu melalui kampanye peningkatan aktivitas fisik dan diet seimbang yang sehat kepada masyarakat.
"Saat ini kami sedang fokus kampanye ke anak-anak sekolah melalui Unit Kesehatan Sekolah dan `dokter kecil`. Tapi ini baru dilakukan di perkotaan yang kasusnya sudah banyak. Selanjutnya ini akan direplikasi ke tempat lain," demikian Yusharmen. (ant/cax)