Semarang - Meski sudah dirawat intensif dan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk persiapan operasi cangkok hati, Bilqis Anindya Passa, akhirnya meninggal dunia. Menurut tim medis, Bilqis terkena serangan tiga bakteri ganas yang menjadi penyebab kematian balita pengidap Arteresia Billier ini.
"Bakteri itu menyerang paru-paru dan darah," kata tim cangkok hati dokter AG
Soemantri di RS Kariadi Semarang, Jl Dr Sutomo, Sabtu (10/4/2010) petang.
Soemantri menyebutkan ketiga bakteri ganas itu adalah
acenobacter bowmani ,
klebsiela pnemonia di paru-paru dan
seratia marcescens di darah.
"Bakteri ini mengakibatkan daya tahan menurun, sesak napas, dan denyut jantung melemah," paparnya.
Soemantri yang dikenal sebagai penggagas cangkok hati ini menambahkan, bakteri itu biasa menyerang pada penderita atresia billier. "Hampir 40 persen penderita, mengalaminya," jelasnya.
Serangan bakteri itu, lanjut Soemantri, yang membuat tim medis belum melakukan operasi cangkok hati. "Memang butuh waktu lama untuk persiapan," tambahnya.
Tim medis telah mengerahkan ahli dari berbagai bidang, mulai dari mikrobilogi, anastesi, laboratorium, hingga mikroskopis. Namun, kondisi Bilqis tak membaik dan akhirnya meninggal.
Bilqis berada di RS Kariadi selama hampir 2 bulan. Kondisi kesehatannya naik turun. Beberapa kali putri pasangan Doni Ardianta Passa dan Dewi Farida ini keluar masuk instalasi gawat darurat atau PICU.
(try/mpr)