DUREN SAWIT (Pos Kota) – Warga Malakasari, Jaktim, geger, Kamis (29/4) sore. Mereka dikejutkan dengan jatuhnya benda asing berwarna hitam seperti bola berputar cepat dari atas lalu menghantam tiga rumah kemudian menimbulkan ledakan keras yang disertai api.
Peristiwa yang terjadi sekitar Pk. 16:00 itu meluluhlantahkan rumah pasangan HM Sudarmojo, 65, dan Ny.Warniningsih, 60. Hampir seluruh ruangan di lantai dua rumah yang terletak di Jl.Delima VI RT 01/05 Malakasari itu porak-paranda. Hingga pagi ini polisi masih mengusut penyebab ledakan tersebut. Sedikit kemungkinan ledakan itu akibat kompor gas seperti belakangan ini sering terjadi.
Beruntung, saat kejadian pemilik rumah sedang tidak ada di tempat. Rumah ditinggal dalam keadaan kosong, karena suami istri itu tengah mengunjungi anaknya, Dian, di Duren Sawit.
“Alhamdulillah, bapak dan ibu selamat. Mereka di rumah saya saat peristiwa tersebut terjadi. Kami benar-benar kaget melihat rumah berantakan seperti kena bom,” kata Dian.
“Alhamdulillah, bapak dan ibu selamat. Mereka di rumah saya saat peristiwa tersebut terjadi. Kami benar-benar kaget melihat rumah berantakan seperti kena bom,” kata Dian.
Dahsyatnya ledakan menimbulkan lubang menganga di lantai dua. Semua ruangan di lantai itu hancur. Bahkan, pintu dan kusen yang berada di pinggir lantai dua jatuh ke jalan. Begitu juga dengan kaca-kaca di rumah itu, semuanya hancur berantakan.
Ledakan juga menimbulkan api. Kalender yang dipajang di dinding dan buku di meja hangus dilalap api. Jelaga juga menempel di dinding ruangan. Sedangkan figura bergambar wayang terjatuh hingga kacanya pecah dan wayang tersebut mengkerut bagai kena api. Tak hanya rumah Sudarmojo. Tempat tinggal Hartati dan serta Kusnadi, tetangga di kanan kiri rumah itu, juga rusak diterjang banda asing yang diduga meteor.
BENDA HITAM BERPUTAR
Nyonya Manurung, warga setempat, mengatakan, sebelum terdengar ledakan, ia melihat sekumpulan benda berbentuk bola-bola hitam berputar di sekitar lokasi. “Benda itu terbang cepat berputar lalu menghantam rumah. Tak lama terdengar ledakan keras seperti bom,” ungkapnya.
Dalam hitungan detik, sambungnya, ledakan itu menghancurkan rumah Sudarmojo. Warga yang mendengar ledakan langsung menghamburan menyelamatkan diri. Semula mereka menduga ledakan berasal dari tabung gas elpiji atau bom. Namun, belakangan warga menduganya meteor. “Bisa jadi memang meteor yang jatuh soalnya belum lama kan ada hujan meteor,” kata Agus, warga, mengingat terjadi hujan meteor pada 15 hingga 21 April 2010.
Sedangkan Susi, 25, yang saat kejadian sedang facial di salon milik Sunarsih di samping rumah Sudarmojo mengungkapkan kerasnya getaran akibat ledakan. “Badan saya yang dipegang Sunarsih terasa diangkat banyak orang,” ungkapnya. “Bangku yang saya duduki bergerak ke atas. Ya itu, seperti diangkat banyak orang. Saya dan Sunarsih langsung menjerit. Apalagi, wajah Sunarsih kotor terkena debu-debu yang beterbangan dari rumah Sudarmojo.”
BUKAN GAS ELPIJI
Kapolres Jakarta Timur, Kombes Hasanudin, yang meninjau lokasi lejadian, mengatakan masih mengumpulkan bukti darimana ledakan berasal. Ketika ditanya kemungkinan berasal dari meteor, dia belum bisa memastikan. “Kami masih menunggu penyelidikan dari Puslabfor Mabes Polri. Yang pasti, dari tiga rumah yang ada di sekitar lokasi, termasuk di rumah korban, tidak ada gas ukuran 3 Kg maupun 12 Kg yang meledak. Semua gas tersebut masih utuh dan tidak meledak,” ungkapnya.
Kapolres Jakarta Timur, Kombes Hasanudin, yang meninjau lokasi lejadian, mengatakan masih mengumpulkan bukti darimana ledakan berasal. Ketika ditanya kemungkinan berasal dari meteor, dia belum bisa memastikan. “Kami masih menunggu penyelidikan dari Puslabfor Mabes Polri. Yang pasti, dari tiga rumah yang ada di sekitar lokasi, termasuk di rumah korban, tidak ada gas ukuran 3 Kg maupun 12 Kg yang meledak. Semua gas tersebut masih utuh dan tidak meledak,” ungkapnya.
Dalam penilaiannya, benda yang menghantam bangunan secara datar itu juga bukan roket. Alasannya, lokasi itu jauh dari tempat latihan militer dan tak ditemukan sisa roket di tempat itu. “Kemungkinan roket yang menghantam rumah sangat kecil,” ujarnya. “Yang didengar warga sebagai ledakan sebenarnya hanya bunyi akibat benturan dinding rumah dan benda itu.”
Hingga Kamis malam, rumah yang menjadi lokasi ledakan dipenuhi warga yang ingin melihat akibat ledakan tersebut . Petugas pun memasang garis polisi untuk memudahkan penyelidikan.
Hingga Kamis malam, rumah yang menjadi lokasi ledakan dipenuhi warga yang ingin melihat akibat ledakan tersebut . Petugas pun memasang garis polisi untuk memudahkan penyelidikan.
LAPAN: TELITI ILMIAH
Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atsmosfer dan Iklim dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Dr Thomas Djamaluddinn, mengatakan adanya penemuan gumpalan bola yang diyakini warga sebagai meteor jatuh itu harus diteliti secara ilmiah.
Pembuktian tersebut, katanya dihubungi Pos Kota, kemarin malam, salah satunya dapat dilihat dengan mata kepala langsung materi benda yang tersisa. “Kalau benda itu berupa pecahan logam, berarti bisa dipastikan itu hanya sampah antariksa, dan bukan meteorit,” terangnya.
Pembuktian tersebut, katanya dihubungi Pos Kota, kemarin malam, salah satunya dapat dilihat dengan mata kepala langsung materi benda yang tersisa. “Kalau benda itu berupa pecahan logam, berarti bisa dipastikan itu hanya sampah antariksa, dan bukan meteorit,” terangnya.
“Namun sebaliknya, bila gumpalan tersebut berupa batuan hitam bisa dipastikan itu merupakan meteorit,” tegas Thomas sambil mengatakan hal itu pun harus dipastikan kembali dengan melakukan penelitian lebih lanjut.
Menurutnya, ciri umum meteor yang jatuh adalah memiliki materi berukuran besar hingga menimbulkan getaran cukup kuat bila jatuh secara utuh. “Tapi bila jatuhnya terpecah warna hitamnya sedikit terlihat lebih muda,” jelasnya. (tiyo/deny/harto/B)