skip to main  |
      skip to sidebar

06.56

Angga Azura ( eL aZura )
 

- Saat  berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL and apoprotein alfa1, dan  penurunan LDL ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan  pembuluh darah. Beberapa the penelitian “chronobiological” menunjukkan  saat puasa ramadan berpengaruh terhadap ritme penurunan distribusi  sirkadian dari suhu tubuh, hormon kortisol, melatonin dan glisemia.  Berbagai perubahan yang meskipun ringan tersebut tampaknya juga  berperanan bagi peningkatan kesehatan manusia.
- Keadaan psikologis yang tenang,  teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat  menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin  sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot  empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pebuluh darah  koroner, meningkatkan tekanan darah rterial dan menambah volume darah ke  jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan  kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut  ternyata dapat meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, jantung dan  otak seperti jantung koroner, stroke dan lainnya.
- Jumlah sel yang mati dalam tubuh  mencapai 125 juta perdetik, namun yang lahir dan meremaja lebih banyak  lagi. Saat puasa terjdi perubahan dan konversi yang massif dalam asam  amino yang terakumulasi dari makanan. Sebelum didistribusikan dalam  tubuh terjadi format ulang. Sehingga memberikan kesempatan tunas baru  sel untuk memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerjanya. Pola makan  saat puasa dapat mensuplai asam lemak dan asam amino penting saat makan  sahur dan berbuka. Sehingga terbentuk tunas-tunas protein , lemak,  fosfat, kolesterol dan lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan  sel lemak yang menggumpal di dalam hati.
- Puasa bisa menurunkan kadar gula  darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Itulah sebabnya,  puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit  diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan dan darah tinggi. Dalam kondisi  tertentu, seorang pasien bahkan dibolehkan berpuasa, kecuali mereka yang  menderita sakit diabetes yang sudah parah, jantung koroner dan batu  ginjal. Puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan  adalah penyebab utama kepada bermacam-macam penyakit khususnya obesitas,  hiperkolesterol, diabetes  dan penyakit yang diakibatkan kelebihan  nutrisi lainnya.
- Sedang di antara manfaat puasa  ditinjau dari segi kesehatan adalah membersihkan usus-usus, memperbaiki  kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan makanan,  mengurangi kegemukan dan kelebihan lemak di perut.
- Termasuk manfaat puasa adalah  mematahkan nafsu. Karena berlebihan, balk dalam makan maupun minum serta  menggauli isteri, bisa mendorong nafsu berbuat kejahatan, enggan  mensyukuri nikmat serta mengakibatkan kelengahan.
- Penghentian konsumsi air selama  puasa sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta  meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai 1000 sampai 12.000 ml  osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu hal ini akan member perlindungan  terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat  meminimalkan volume air dalam darah. Kondisi ini berakibat memacu  kinerja mekanisme local pengatur pembuluh darah dan menambah  prostaglandin yang pada akhirnya memacu fungsi dan kerja sel darah  merah. 
- Dalam keadaan puasa ternyata dapat  meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan saat puasa  terjadi pengkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat. Kendati  keseluruhan sel darah putih tidak berubah ternyata sel T mengalani  kenaikkan pesat. Perubahan aksidental lipoprotein yang berkepadatan  rendah (LDL), tanpa diikuti penambahan HDL. LDL merupakan model  lipoprotein yang meberika pengaruh stumulatif bagi respon imunitas  tubuh. 
- Pada pelitian terbaru menunjukkan  bahwa terjadi penurunan kadar apobetta, menaikkan kadar apoalfa1  dibandingkan sebelum puasa. Kondisi tersebut dapat menjauhkan seragan  penyakit jantung dan pembuluh darah. 
- Penelitian endokrinologi menunjukkan  bahwa pola makan saat puasa yang bersifat rotatif menjadi beban dalam  asimilasi makanan di dalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan pengeluaran  hormon sistem pencernaan dan insulin dalam jumlah besar. Penurunan  berbagai hormon tersebut merupakan salah satu rahasia hidup jangka  panjang. 
- Manfaat lain ditunjukan dalam  penelitian pada kesuburan laki-laki. Dalam penelitian tersebut dilakukan  penelitian pada hormon testoteron, prolaktin, lemotin, dan hormon  stimulating folikel (FSH), Ternyata hasil akhir kesimpulan penelitian  tersebut puasa bermanfaat dalam pembentukan sperma melalui perubahan  hormon hipotalamus-pituatari testicular dan pengaruh ke dua testis. 
- Manfaat lain yang perlu penelitian  lebih jauh adalah pengaruh puasa pada membaiknya penderita radang  persendian (encok) atau rematoid arthritis. Parameter yang diteliti  adalah fungsi sel penetral (netrofil) dan progresifitas klinis  penderita. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat korelasi  antara membaiknya radang sendi dan peningkatan kemampuan sel penetral  dalam membasmi bakteri. 
- Dalam sebuah jurnal endokrin dan  metabolisme dilaporkan penelitian puasa dikaitkan dengan hormon dan  kemampuan seksual laki-laki. Penelitian tersebut mengamati kadar hormon  kejantanan (testoteron), perangsang kantung (FSH) dan lemotin (LH).  Terjadi perubahan kadar berbagai hormon tersebut dalam tiap minggu.  Dalam tahap awal didapatkan penurunan hormon testoteron yang berakibat  penurunan nafsu seksual tetapi tidak menganggu jaringan kesuburan. Namun  hanya bersifat sementara karena beberapa hari setelah puasa hormon  testoteron dan performa seksual meningkat pesat melebihi sebelumnya. 
- Bahkan seorang peneliti di Moskow  melakukan penelitian pada seribu penderita kelainan mental termasuk  sizofrenia. Ternyata dengan puasa sekitar 65% terdapat perbaikan kondisi  mental yang bermakna. Berbagai penelitian lainnya menunjukkan ternyata  puasa Ramadhan juga mengurangi resiko kompilkasi kegemukan, melindungi  tubuh dari batu ginjal, meredam gejolak seksual kalangan muda dan  penyakit lainnya yang masih banyak lagi
- Pikiran kita yang melambat ketika  lapar, ternyata menjadi lebih tajam. Secara instingtif, bukti ilmiah  ini bisa diterima terkait dengan fakta bahwa dalam banyak hal, masalah  lapar adalah masalah kelanjutan hidup. Jadi wajar saja, jika rasa lapar  membuat pikiran semakin tajam dan kreatif.  Sekelompok mahasiswa di  University of Chicago diminta berpuasa selama tujuh hari. Selama masa  itu, terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat dan progres  mereka dalam berbagai penugasan kampus mendapat nilai “remarkable”.
- Termasuk manfaat puasa adalah  mempersempit jalan aliran darah yang merupakan jalan setan pada diri  anak Adam. Karena setan masuk kepada anak Adam melalui jalan aliran  darah. Dengan berpuasa, maka dia aman dari gangguan setan, kekuatan  nafsu syahwat dan kemarahan. Karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi  wasallam menjadikan puasa sebagai benteng untuk menghalangi nafsu  syahwat nikah, sehingga beliau memerintah orang yang belum mampu menikah  dengan berpuasa
- Seorang ilmuwan di bidang  kejiwaan yang bernama Dr. Ehret menyatakan bahwa untuk hasil yang lebih  dari sekedar manfaat fisik, yaitu agar mendapatkan manfaat mental dari  aktivitas berpuasa, seseorang harus menjalani puasa lebih dari 21 hari.  
- Ilmuwan psikiater lainnya  yaitu Dr.  E.A. Moras, mengatakan bahwa seorang pasien wanitanya telah menderita  sakit mental selama lebih dari delapan bulan. Wanita itu telah berobat  kesana-kemari termasuk ke para ahli saraf dengan hasil kurang memuaskan.  Ia memintanya untuk berpuasa. Wanita itu mengalami perbaikan kondisi  mental, dan bahkan dinyatakan sembuh setelah berpuasa selama lima  minggu. Di dalam otak kita, ada sel yang disebut dengan “neuroglial  cells”. Fungsinya adalah sebagai pembersih dan penyehat otak. Saat  berpuasa, sel-sel neuron yang mati atau sakit, akan “dimakan” oleh  sel-sel neuroglial ini.
- Sebuah tulisan penelitian yang  dilakukan Dr. Ratey, seorang psikiaters dari Harvard, mengungkapkan  bahwa pengaturan dan pembatasan asupan kalori akan meningkatkan kinerja  otak.  Dr. Ratey melakukan penelitian terhadap mereka yang berpuasa dan  memantau otak mereka dengan alat yang disebut “functional Magnetic  Resonance Imaging” (fMRI). Hasil pemantauan itu menyimpulkan bahwa  setiap individu obyek menunjukkan aktivitas “motor cortex” yang  meningkat secara konsisten dan signifikan. 
- Ilmuwan di bidang neurologi yang  bernama  Mark Mattson, Ph.D., seorang kepala laboratorium neuroscience  di NIH’s National Institute on Aging. Dalam hasil penelitiannya  menunjukkan bahwa diet yang tepat seperti berpuasa, secara signifikan  bisa melindungi otak dari penyakit de-generatif seperti Alzheimer atau  Parkinson. Hasil penelitiannya  menunjukkan, bahwa diet dengan membatasi  masukan kalori 30% sampai 50% dari tingkat normal, berdampak pada  menurunnya denyut jantung dan tekanan darah, dan sekaligus peremajaan  sel-sel otak.