"Puncaknya akan terjadi pada tanggal 21 April malam. Masyarakat bumi dipastikan akan menyaksikan pesta kembang api berskala besar," ungkap Kepala Observatorium Boscha, Hakim L. Malasan saat dihubungi "GM" melalui telepon, Kamis (15/4).
Menurutnya, hujan meteor Lyrid ini aman disaksikan dengan mata telanjang dan tidak akan berdampak apa pun terhadap bumi. Hujan meteor ini berasal dari debu komet dan akan hangus terbakar di atmosfer bumi. "Batu meteor tidak akan sampai ke bumi karena keburu habis terbakar di atmosfer," ujarnya.
Menyaksikan puncak hujan meteor Lyrid pada 21 April malam, jauh lebih indah menggunakan mata telanjang. "Kita akan jauh lebih leluasa menyaksikan pesta kembang api skala besar di angkasa, daripada menggunakan alat bantu, seperti teropong atau lensa kamera," ujarnya.
Terjadinya kembang api, ungkap Hakim, karena meteor ini terbakar di atmosfer bumi sehingga menimbulkan percikan api berkilauan di langit. Fenomena alam itu bisa terlihat jelas bagi warga Kota Bandung apabila mengarahkan pandangan ke sebelah utara atau timur laut Kota Bandung pukul 22.00 - 04.00 WIB.
"Hujan meteor atau dikenal dengan bintang jatuh ini akan jauh lebih indah, apabila langit Kota Bandung dalam keadaan cerah dan tidak terhalang awan," tambahnya.
Fenomena alam ini disebut hujan meteor Lyrid karena komet itu berada pada rasi Lyra yang meluncur meninggalkan debu. Hakim menjelaskan, mulai Jumat malam hingga 10 hari ke depan, pergerakan bumi akan melintasi ekor debu tersebut. "Bagian yang menghadap ekor debu itu akan terlihat seperti hujan meteor," tambahnya.
4 kali hujan meteor
Menurut Hakim, tahun ini akan terjadi hujan meteor hingga empat kali. Pertama, hujan meteor Lyrid yang terjadi pertengahan April ini. Kedua akan terjadi pada bulan Juni, yakni hujan meteor Tuminid.
Kemudian yang ketiga akan terjadi pada bulan Oktober, yang disebut hujan meteor Saurid. Terakhir pada bulan Desember yang disebut hujan meteor Leolid. Untuk hujan meteor yang keempat, merupakan hujan meteor yang paling besar dan paling indah. "Keempat hujan meteor ini bisa disaksikan dengan mata telanjang tanpa takut terkena radiasi," ujarnya.
Selain menikmati keindahannya, Hakim pun mengimbau masyarakat muslim untuk melaksanakan salat malam atau tahajud pada saat terjadi hujan meteor. Salat malam ini sebagai ungkapan rasa syukur terhadap kuasa Allah yang telah menciptakan alam beserta keindahannya.
sumber : Galamedia