Permintaan akan daging satwa hutan ini cukup tinggi hingga banyak diekspor ke negara-negara maju. Daging hewan hutan yang diimpor itu sering diawetkan atau diasapkan untuk masuk ke negara maju seperti Amerika melalui pos dan pengiriman kontainer.
Namun dari hasil pemeriksaan US Fish and Wildlife Service daging-daging tersebut ternyata tidak aman.
Pengujian yang dilakukan Wildlife Conservation Society dan Center for Disease Control (CDC) menemukan daging impor satwa liar itu mengandung penyakit berbahaya monkey pox (cacar monyet), yaitu virus yang menyebabkan SARS dan retrovirus seperti HIV.
Penemuan tersebut cukup mengejutkan karena jika daging-daging tersebut dimakan dapat menginfeksi manusia terutama penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kekebalan tubuh.
Ilmuwan CDC mengatakan ada banyak kasus penyakit menular dari konsumsi daging ini. Meskipun dengan dimasak, patogen makanan seperti salmonella akan mati, tapi beberapa penyakit yang dibawa oleh hewan tidak mati dalam proses memasak.
Temuan-temuan awal tersebut ditampilkan di Rockefeller University, New York pada hari Rabu 14 April 2010.
Ilmuwan menemukan dua strain virus simian foamy (monyet berbusa) dari tiga jenis daging hewan hutan yaitu dua mangabey (sejenis monyet) dan satu simpanse.
Ruggiero Richard, yang bekerja pada International Bushmeat Issues untuk Fish and Wildlife Service, seperti dilansir dari WSJ Online, Jumat (16/4/2010) mengatakan daging satwa itu sangat dihargai di beberapa komunitas imigran, terutama di kalangan imigran Afrika Barat.