Sabtu, 17 April 2010

Penyempitan Pembuluh Darah Sembuh Tanpa Operasi

img
Proses PCI (dok. detikHealth)
Jakarta, Pasien penyempitan pembuluh darah di arteri jantung kiri (Left Main/LM) biasanya disarankan untuk melakukan operasi Pintas Jantung. Tapi tanpa perlu operasi, masalah penyempitan pembuluh darah kini bisa diatasi.

Dan Indonesia kini menjadi satu dari sedikit negara-negara di Asia yang mampu menangani penyempitan pembuluh darah arteri jantung Left Main tanpa operasi. Dengan tanpa operasi, biaya menjadi lebih murah dan pasien tak perlu menjalani rawat inap.



"Selama ini apabila terjadi penyempitan pada LM, para ahli penyakit jantung umumnya akan menyarankan pasien untuk melakukan operasi Pintas Jantung, namun kendalanya tidak semua penderita jantung mau melakukan operasi Pintas Jantung," ujar Dr dr Muhammad Munawar, SpJP (K), FIHA, FESC, FACC, FSCAI, FAPSIC, FASCC, FCAPSC, ahli penyakit jantung RS Khusus Jantung Binawaluya, dalam acara Media Briefing & Experience di RS Khusus Jantung Binawaluya, Jl TB Simatupang, Jakarta, Kamis (15/4/2010).

Penyempitan Left Main (LM) adalah penyempitan pembuluh darah arteri jantung yang terpenting yang terletak pada pangkal pembuluh utama kiri jantung manusia.

Penyempitan ini paling sering disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu timbunan plak berupa endapan lemak, trombosit, makrofag dan leukosit yang dapat menyebabkan penyumbatan darah.

Penyempitan pada LM merupakan kasus penyakit jantung koroner yang paling berbahaya. Apabila terjadi penyempitan, maka hampir 2/3 bagian jantung tidak mendapat oksigen dan nutrisi yang cukup, sehingga pasokan darah ke jantung pun akan berkurang. Kondisi ini akhirnya mengakibatkan kerusakan pada otot jantung yang dapat menyebabkan kematian.

Dr Munawar mengatakan penanganan kasus LM tanpa bedah dilakukan melalui suatu teknik yang disebut Intervensi Koroner Perkutan atau Percutaneous Corronary Intervention (PCI).

Teknik ini dirancang khusus untuk membuka daerah pada pembuluh darah yang menyempit. Baik dengan teknik intervensi obat-obatan anti trombosis atau dengan menggunakan Stent Salut Obat (Drug Eluting Stent/DES) dan Balon Salut Obat (Drug Eluting Baloon/DEB).

Dengan metode PCI ini, penanganan kasus LM relatif lebih singkat, aman dan hasilnya memuaskan. "Pasien penyempitan LM yang melakukan teknik PCI, bisa segera pulang keesokan harinya, dan bisa langsung beraktifitas seperti semula tanpa harus menjalani rawat inap di rumah sakit," ujar Dr Munawar.

Dengan teknologi Stent Bersalut Obat (DES) kemungkinan terjadinya penyempitan kembali hanya 5 persen. Pada DES pasien diharuskan meminum obat anti trombosis yang dapat mengencerkan darah (dual anti-platelet seperti aspirin dan clopidogrel) selama 1 tahun tanpa putus.

Namun jika pasien tidak suka atau alergi dengan cara DES, maka Balon Bersalut Obat (DEB) bisa menjadi solusi. Pada teknik DEB pasien hanya perlu minum obat anti-platelet selama 4 minggu.

Teknik DES dilakukan dengan memasang stent atau ring dengan bersalut obat yang berfungsi untuk mencegah penyempitan, pada pembuluh darah yang mengalami penyempitan.

Sedangkan teknik DEB dilakukan dengan pengembangan balon yang bersalut obat pada pembuluh darah yang menyempit. Setelah balon dikembangkan dalam pembuluh darah dan obat disalurkan, kemudian balon dikempiskan dan dikeluarkan dari pembuluh darah.

"Teknik DEB ini terbukti menjadi pilihan yang handal," kata Dr Munawar.

Menurut Dr Munawar, teknologi dikembangkan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup manusia agar lebih baik, dan akhirnya diharapkan dapat memperpanjang usia.(mer/ir)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Bluehost