NASA telah mempersempit pilihan untuk misi selanjutnya pada ekspedisi yang paling potensial. Misi pertamanya ke Venus dan mengambil sampel bebatuan dari asteroid atau bulan.
Pada misi pertama, NASA akan mengirim pesawat luar angkasa untuk meneliti udara dan tanah di planet Venus sehingga dapat diketahui perbedaan strukturnya dengan Bumi. Untuk misi ke asteroid, pesawat luar angkasa akan mengambil sampel bebatuan sebagai bahan dalan penelitian untuk mengetahui asal-usul tata surya. Terakhir, misi ke bulan juga akan mengambil sampel bebatuan guna mengetahui awal terciptanya sistem Bumi dan Bulan.
Namun, hanya satu dari tiga pilihan tersebut yang akan mendapatkan lampu hijau berupa pendanaan sebesar US$650 juta dengan peluncuran sebelum 30 Desember 2018. Kompetisi itu merupakan program terbaru NASA untuk mengembangkan misi untuk mengeksplorasi tata surya. "Ini merupakan proyek yang menginspirasi dan menggugah ilmuwan muda, insinyur, dan juga masyarakat," kata Ed Weiler, administratur pada Direktorat Misi Sains NASA.
NASA sendiri telah menyiapkan dana sebesar US$3,3 juta untuk tiap-tiap misi tersebut. Dengan dana itu, setiap misi diberi kesempatan untuk menyempurnakan proyek mereka, kelayakan, biaya, dan rencana manajemen. Proposal tiga misi itu telah diterima pada Juli 2009 dan keputusan akhir akan diumumkan pada pertengahan 2011. "Ketiga proposal ini menawarkan nilai ilmiah terbaik di antara delapan proposal yang telah diterima NASA pada tahun ini," lanjut Weiler.
Program terbaru NASA New Fontier sebelumnya telah meluncurkan satu misi ke luar angkasa dan misi kedua tengah dalam pengembangan. Misi pertama, New Horizons, diluncurkan pada 2006 dan direncanakan menuju Planet Pluto pada 2015. Sementara itu, misi kedua akan mengirim pesawat luar angkasa Juno ke Bulan pada 2011 untuk melakukan penelitian mendalam terhadap gas yang ada di atmosfer dan udara di sana.