Jenazah Shi Hoki Mempawah
Malangnya nasib Shi Hoki. Jenazah bocah 3 tahun yang sudah dikuburkan seharian mendadak disuruh bongkar Selasa (3/4) kemarin oleh Darmo, 34, yang mengaku kerasukan roh Dewa Naca Putri Langit.
Tak ayal lagi, seluruh isi Dusun Indah, Desa Semudun, Kecamatan Sungai Kunyit, gempar habis. Darmo, ayah Hoki si bocah perempuan itu yang menyuruhnya. Dan ternyata setelah digali, mayat pucat kaku tak bergerak itu tetap tak bernyawa.
Memang tak dimungkiri cintanya Darmo pada sang putri. Ia kehilangan Shi Hoki yang meninggal setelah terserang step alias kejang-kejang. Putrinya meninggal Senin (2/4). Setelah dipastikan meninggal, pihak keluarga menguburkan Hoki di Pemakaman Tionghoa Yayasan Tri Dharma Desa Semudun sekitar pukul 14.30 sore.
Malamnya, Darmo mengaku kesurupan dirasuki roh Dewa Naca Putri Langit. Sang dewa mengatakan bahwa anaknya masih hidup. Kontan saja pihak keluarga yakni nenek Chin berinisiatif memanggil Tu Pai seorang tatung yang diyakini mengetahui hal tersebut.
Benar saja, Tu Pai juga mengaku mimpi serupa seperti yang diucapkan roh ketika memasuki Darmo. Kata Tu Pai, dalam mimpinya anak Darmo akan bangkit kembali setelah dibongkar dari kuburannya.
Bersama-sama nenek Chin, Darmo, dan Tu Pai, mereka memutuskan untuk menjalankan perintah Dewa Naca. Mereka pun membongkar kembali kuburan Hoki pada Selasa (3/4) pagi. Setelah membongkar kuburan Chin dan mengangkat jenazahnya dibawa ke rumahnya.
Sesampai di rumah, sebagaimana perintah roh Dewa Naca agar jenazah Hoki dibersihkan dengan air hangat agar dapat bangkit dan hidup kembali seperti sediakala. Namun, apa yang diwangsitkan itu tidak kunjung nyata. Setelah melakukan semua perintah tersebut, jenazah Hoki tetap tidak bergerak tanpa nyawa.
“Saya masih hidup dan belum mati. Beri saya waktu sampai jam 17.00 sore. Saya ingin hidup lebih lama. Orang-orang saja berumur sampai 80 tahun, kenapa saya minta waktu sebentar saja tidak boleh. Saya juga ingin hidup lebih lama lagi,” ucap Darmo ketika dirasuki roh anaknya, Hoki.
Bahkan Darmo meyakinkan bahwa apa yang disampaikan roh anaknya dan Dewa Naca itu benar adanya. Karenanya Darmo dan keluarga melakukan seluruh wangsit yang diperintahkan.
“Anak saya masih hidup. Tadi malam saya didatangi roh Hoki dan dia minta agar makamnya dibongkar. Kemudian, dia (Hoki, red) minta jasadnya diruh dan dipanaskan dengan air hangat. Saya mengatakan yang sebenarnya,” tegas Darmo meyakinkan.
Sementara itu, pihak Yayasan Tri Dharma Semudun mengaku keberatan dengan ulah keluarga Darmo yang membongkar kembali kuburan anaknya. Ironisnya, tindakan pembongkaran itu tanpa sepengetahuan pihak yayasan.
“Kami merasa keberatan dengan pembongkaran yang dilakukan pihak keluarga itu. Harusnya terlebih dahulu sampaikan niat tersebut kepada pengurus sebelum pembongkaran itu dilaksanakan,” tegas Gusli, salah satu pengurus.
Kejadian yang langka itu mengundang perhatian masyarakat setempat. Warga berbondong-bondong mendatangi rumah Darmo untuk melihat apakah benar jenazah anaknya itu hidup.
“Setelah dibongkar dan terbukti jenazah anaknya tidak hidup kembali, maka harus dikuburkan lagi sebagaimana layaknya tata cara pemakaman yang diajarkan dalam agama kami,” pungkas Gusli yang juga anggota DPRD Kabupaten Pontianak itu.
Tak ayal lagi, seluruh isi Dusun Indah, Desa Semudun, Kecamatan Sungai Kunyit, gempar habis. Darmo, ayah Hoki si bocah perempuan itu yang menyuruhnya. Dan ternyata setelah digali, mayat pucat kaku tak bergerak itu tetap tak bernyawa.
Memang tak dimungkiri cintanya Darmo pada sang putri. Ia kehilangan Shi Hoki yang meninggal setelah terserang step alias kejang-kejang. Putrinya meninggal Senin (2/4). Setelah dipastikan meninggal, pihak keluarga menguburkan Hoki di Pemakaman Tionghoa Yayasan Tri Dharma Desa Semudun sekitar pukul 14.30 sore.
Malamnya, Darmo mengaku kesurupan dirasuki roh Dewa Naca Putri Langit. Sang dewa mengatakan bahwa anaknya masih hidup. Kontan saja pihak keluarga yakni nenek Chin berinisiatif memanggil Tu Pai seorang tatung yang diyakini mengetahui hal tersebut.
Benar saja, Tu Pai juga mengaku mimpi serupa seperti yang diucapkan roh ketika memasuki Darmo. Kata Tu Pai, dalam mimpinya anak Darmo akan bangkit kembali setelah dibongkar dari kuburannya.
Bersama-sama nenek Chin, Darmo, dan Tu Pai, mereka memutuskan untuk menjalankan perintah Dewa Naca. Mereka pun membongkar kembali kuburan Hoki pada Selasa (3/4) pagi. Setelah membongkar kuburan Chin dan mengangkat jenazahnya dibawa ke rumahnya.
Sesampai di rumah, sebagaimana perintah roh Dewa Naca agar jenazah Hoki dibersihkan dengan air hangat agar dapat bangkit dan hidup kembali seperti sediakala. Namun, apa yang diwangsitkan itu tidak kunjung nyata. Setelah melakukan semua perintah tersebut, jenazah Hoki tetap tidak bergerak tanpa nyawa.
“Saya masih hidup dan belum mati. Beri saya waktu sampai jam 17.00 sore. Saya ingin hidup lebih lama. Orang-orang saja berumur sampai 80 tahun, kenapa saya minta waktu sebentar saja tidak boleh. Saya juga ingin hidup lebih lama lagi,” ucap Darmo ketika dirasuki roh anaknya, Hoki.
Bahkan Darmo meyakinkan bahwa apa yang disampaikan roh anaknya dan Dewa Naca itu benar adanya. Karenanya Darmo dan keluarga melakukan seluruh wangsit yang diperintahkan.
“Anak saya masih hidup. Tadi malam saya didatangi roh Hoki dan dia minta agar makamnya dibongkar. Kemudian, dia (Hoki, red) minta jasadnya diruh dan dipanaskan dengan air hangat. Saya mengatakan yang sebenarnya,” tegas Darmo meyakinkan.
Sementara itu, pihak Yayasan Tri Dharma Semudun mengaku keberatan dengan ulah keluarga Darmo yang membongkar kembali kuburan anaknya. Ironisnya, tindakan pembongkaran itu tanpa sepengetahuan pihak yayasan.
“Kami merasa keberatan dengan pembongkaran yang dilakukan pihak keluarga itu. Harusnya terlebih dahulu sampaikan niat tersebut kepada pengurus sebelum pembongkaran itu dilaksanakan,” tegas Gusli, salah satu pengurus.
Kejadian yang langka itu mengundang perhatian masyarakat setempat. Warga berbondong-bondong mendatangi rumah Darmo untuk melihat apakah benar jenazah anaknya itu hidup.
“Setelah dibongkar dan terbukti jenazah anaknya tidak hidup kembali, maka harus dikuburkan lagi sebagaimana layaknya tata cara pemakaman yang diajarkan dalam agama kami,” pungkas Gusli yang juga anggota DPRD Kabupaten Pontianak itu.