Tim penyelamat di China berhasil menemukan seorang pria, yang selama lebih dari 50 jam terkubur reruntuhan bangunan apartemen. Apartemen di suatu kota di Provinsi Gansu itu rubuh akibat tanah longsor setelah dilanda banjir besar.
Saat ditemukan petugas yang dibantu anjing pelacak, pria berusia 52 tahun tersebut dalam kondisi lemah tetapi masih bernafas dengan normal. Bencana di provinsi barat laut China tersebut telah menewaskan ratusan orang dan menyebabkan lebih dari 1.100 orang hilang.
Pada Senin malam, jumlah korban tewas di China melonjak menjadi 337 orang. Bencana tanah longsor di Gansu pada Minggu pekan lalu merupakan insiden paling mematikan sejauh ini akibat banjir paling parah dalam kurun sepuluh tahun terakhir di China.
Yang Zhukai, korban yang mampu bertahan hidup di Gansu, mulai bekerja membuat peti-peti sederhana bagi sekitar sepuluh atau dua puluh kerabat yang menjadi korban tanah longsor di desa Zhouqu.
"Ini semua untuk para kerabat yang menjadi korban tanah longsor. Bencana ini tidak terduga. Tidak ada lagi yang tersisa, kami harus berjuang agar bisa bertahan hidup," kata Yang kepada Associated Press Television News.
Banjir di China telah menewaskan lebih dari 1.100 orang tahun ini dan menimbulkan kerugian puluhan miliar dolar di 28 provinsi dan wilayah. Di Provinsi Jilin di utara, hampir dua juta orang dievakuasi akibat banjir. Sekitar 150 ribu orang dievakuasi di Provinsi Shandong di timur, di sepanjang Sungai Kuning yang memiliki sejarah panjang bencana banjir. (Associated Press)• VIVAnews